Pendidikan, Ilmu, Agama, Kuliah ,

Makalah Tentang Kerja Kelompok Guru


Tujuan, Manfaat dan Kewenangan KKG

TUJUAN, MANFAAT, DAN KEWENANGAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)
1. Tujuan Pendirian Kelompok Kerja Guru (KKG)
Dalam bahasa Arab, istilah “tujuan” sepadan dengan kata ghayat, andaf, atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah “tujuan” dinyatakan dengan goal atau purposeatau objective atau aim.[1] Secara umum, menurut H.M. Arifin, istilah-istilah tersebut mengandung pengertian yang sama, yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah, maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.[2]
Tujuan memiliki peranan penting dalam setiap kegiatan pendidikan. Dengan tujuan yang jelas, maka akan jelas pula ke mana organisasi akan diarahkan. Tujuan juga akan mempertegas bagaimana perubahan yang diinginkan dari seluruh anggota organisasi ke arah yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Demikian jugalah halnya bahwa pembentukan KKG juga mempunyai tujuan tertentu, diantaranya adalah:
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam bidang pengetahuan umum.[3] Artinya adalah melalui KKG kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah pengetahuan guru tentang informasi, isu-isu dan kejadian-kejadian sosial, kemajuan-kemajuan dan penemuan-penemuan baru yang ada hubungannya dengan pembelajaran dapat bertambah, hal ini dapat terlaksana melalui kegiatan diskusi, seminar atau training di KKG.
b. Meningkatkan pengetahuan guru dalam menyusun Administrasi Pembelajaran.[4] Selain tugas mengajar guru juga harus menyusun dan mempersiapkan kelengkapan administrasi kelasnya, membuat daftar kelas, daftar nilai, menyusun format penilaian, menyusun berkas nilai dan pekerjaan lainnya. Teknik dan cara pembuatan administrasi tersebut mungkin tidak dapat dipahami oleh guru di sekolahnya, seentara melalui KKG hal-hal tersebut dapat terselesaikan dengan tuntas.
c. Meningkatkan pengetahuan guru dalam melaksanakan manejemen kelas.[5] Sebagai pemimpin kelas guru harus mampu mengatur seluruh kegiatan belajar agar berjalan secara kondusif dan bernilai guna. Pengaturan ini memerlukan ilmu manejemen. Melalui KKG dapat dibicarakan lebih lanjut tentang bagaimana memanejemen kelas dengan baik.
d. Meningkatkan kepandaian guru dalam merancang, membuat dan menyusun alat-alat atau media yang dipergunakan dalam pembelajaran.[6]
e. Meningkatkan keyakinan dan harga diri guru.[7]. Dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui KKG dengan sendirinya kemampuan tersebut akan meningkatkan keyakinan diri guru dalam melaksanakan pembelajaran. Meningkatnya keyakinan diri guru atas dasar meningkatnya pengetahuan dengan sendirinya juga harga dirinya akan naik.
2. Manfaat Kelompok Kerja Guru ( KKG)
Secara umum kegiatan KKG dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
  1. Sebagai tempat pembahasan dan pemecahan masalah bagi para guru yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran.[8]
Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas tentu beragam bentuk dan modelnya. Penganganan terhadap setiap persoalanpun untuk mencari jalan keluar jelas akan berbeda dengan persoalan lainnya. Dapat dipahami bahwa semua guru belum tentu berpengalaman seperti layaknya guru-guru senior yang mungkin saja memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara dalam mengatasi persoalan terlebih-lebih persoalan belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya sulit dapat dipecahkan melalui KKG dengan cara berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru lainnya.
  1. Sebagai wadah kegiatan para guru yang tergabung dalam satu gugus yang ingin meningkatkan profesionalnya secara bersama-sama.[9]
Peningkatan profesional guru memang suatu keharusan, dan sekolah pada dasarnya mempunyai kewajiban dalam hal itu. Akan tetapi melalui KKG kewajiban sekolah dalam peningkatan kualitas guru dapat diwujudkan. Jadi sekolah tidak terlalu repot mengadakan berbagai macam pelatihan, cukup dengan mengutus gurunya mengikuti program KKG.
  1. Sebagai tempat penyebaran informasi tentang pembaharuan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan usaha peningkatan hasil belajar.[10]
Penigkatan hasil pembelajaran melalui pembaharuan pendidikan dapat diwujudkan melalui KKG. Caranya adalah menyerap informasi sebanyak-banyaknya tentang format-format dan strategi pembaharuan pendidikan yang kemudian dapat diaplikasikan atau dipraktekkan di sekolah masing-masing.
  1. Sebagai pusat kegiatan praktek pembuatan alat peraga, penggunaan perpustakaan serta perolehan berbagai keterampilan mengajar maupun pengembangan administrasi kelas.[11]
Perbedaan materi ajar mengakibatkan adanya perbedaan alat peraga yang digunakan. Guru harus jeli menggunakan setiap alat peraga yang akan digunakan dalam PBM, sebab kalau tidak alat peraga bukanlah menambah efektivitaspembelajaran akan tetapi berpeluang menjadi sumber gangguan dalam pembelajaran. Disisi lain guru mungkin saja masih banyak yang tidak menggunakan alat peraga sebagai alat bantu belajar padalah hal itu sangat penting. Untuk itulah melalui KKG beberapa keterampilan dalam membuat alat peraga atau keterampilan lainnya dapat dipelajari. Mengenai hal ini Nadriansyah mengatakan: Melalui kelompok kerja yang dimaksud banyak kreativitas yang dapat dikembangkan, seperti merancang pengajaran, merancang alat peraga, merumuskan mekanisme KBM dan membuat rumusan tata cara menindak lanjuti hasil karya guru dan siswa.[12]
  1. Memberikan kesempatan kepada guru yang kreatif dan inovatif untuk berbagi pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan profesional kepada sesama teman sejawat dan mendiskusikan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dalam usaha meningkatkan mutu pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan.
3. Kewenangan Kelompok Kerja Guru (KKG)
Dalam pelaksanaannya kelompok kerja guru mempunyai kewenangandalam penyusunan dan pelaksanaan berbagai kegiatan. Kewenangan kelompok kerja guru tersebut adalah:
  1. Menyusun program pembelajaran
Setiap guru harus mempunyai program pembelajaran sebelum guru mulai mengajar di kelas, seorang guru harus mampu menyusun program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan sesuai dengan kondisi murid dankeadaan lingkungan setempat agar murid lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang diterimanya.[13]
Penyusunan program pembelajaran disusun secara bersama-sama oleh para guru, berdasarkan kelas dan berdasarkan mata pelajaran yang dipegang oleh guru dalam satu gugus dengan tujuan penyeragaman materi pembelajaran sehingga para guru bisa bekerja sama pada kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dalam mengatasi berbagai persoalan yang ditemui dalam pemilihan materi dan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
  1. Mengembangkan materi dan metode pembelajaran
Dalam kegiatan kelompok kerja guru (KKG), guru diberikan wewenang atau kesempatan dalam mengembangkan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi murid. Dalam pemilihan materi dan metode pembelajaran, guru tidak harus terikat pada kurikulum yang disediakan, tapi guru boleh mengembangkan materi pelajaran dan membaginya kepada teman sejawat di SD lain melalui kegiatan kelompok kerja guru.[14]
  1. Menciptakan terobosan baru dalam pembelajaran
Guru yang profesional harus mampu menciptakan dan mempunyai prakarsa untuk menemukan terobosan baru dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik bagi murid. Dalam kegiatan kelompok kerja guru inilah guru bersama-sama memikirkan terobosan baru tersebut.[15]
  1. Membimbing siswa dalam peningkatan prestasi
Dalam kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dibahas juga masalah peningkatan prestasi siswa, misalnya, bagaimana seorang guru membimbing siswa yang lemah daya serapnya untuk meningkatkan prestasi belajar.
  1. Memecahkan masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing.
Jika seorang guru tidak berhasil memecahkan masalah yang ditemui disekolahnya, guru boleh membawa masalah tersebut pada kegiatan kelompok kerja guru untuk dicari solusinya secara bersama dengan guru lainnya yang mengikuti kegiatan tersebut.[16]


[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 133
[2] H. M. Arifin, Ilmu Pendidika Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), edisi I, cet. ke-2, h.. 222
[3]Henri Surya Hasibuan (Kepsek SD Citra Al Madina Padang), Wawancara, tanggal 23 Juli 2007
[4]Henri Surya Hasibuan (Kepsek SD Citra Al Madina Padang), Wawancara, tanggal 23 Juli 2007
[5]Henri Surya Hasibuan (Kepsek SD Citra Al Madina Padang), Wawancara, tanggal 23 Juli 2007
[6]Henri Surya Hasibuan (Kepsek SD Citra Al Madina Padang), Wawancara, tanggal 23 Juli 2007
[7]Henri Surya Hasibuan (Kepsek SD Citra Al Madina Padang), Wawancara, tanggal 23 Juli 2007.
[8]Munir. A. Aziz, Program Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, (Jakarta: Majalah Mutu, PEQIP, 1994), h. 20
[9]Ibid
[10]Ibid
[11]Ibid
[12]A. Nadriansyah, Upaya Guru untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa, (Jakarta, MUTU, 1998), h. 25
[13]Salman, Prinsip-Prinsip Pelaksanaan KKG, (Padang: Gugus II kec. Bungus TL. Kabung,, 2006), h. 3
[14]Ibid
[15]Ibid, h. 6
[16]Salman, Ketua gugus II kec. Bungus TL. Kabung,Wawancara, Tanggal 24 Juni 2007
 readmore

Proposal KKG


PROPOSAL KKG
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya yaitu guru. Hal ini disebabkan guru / pendidik merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut secara profesional. Namun pada kenyataannya dari segi kualifikasi pendidikan, masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum S1, sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005, yaitu sebanyak 1.174.088 orang yang harus ditingkatkan. Dalam menempuh persyaratan S 1/D IV dianjurkan tidak meninggalkan tugasnya (mengajar).

Demikian pula dengan adanya perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum (KTSP) yang berlaku sekarang.

Perubahan pola pikir dan pola tindak bagi guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses (Permendiknas nomor 41 tahun 2007)

Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1).
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru perlu adanya wadah yang mampu menampung berbagai masalah pembelajaran yang dialami guru serta cara- cara pemecahannya. Pada Surat Keputusaan Dirjen Dikdasmen Nomor : 079/C/Kep. I / 93, tanggal 7 April 1993 yang memutuskan tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Guru melalui Pembentukan Gugus Sekolah di Sekolah Dasar, maka sebagai wujud nyata dalam upaya pemberdayaan dan meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat yang berkembang secara dinamis.

Mutu pendidikan masyarakat di Kabupaten Sukabumi pada umumnya masih tertinggal jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya.Beberapa penyebab dari ketertinggalan tersebut khususnya di Gugus Bina 1 Sukaraja diantaranya:masih kurangnya pemahaman guru dalam mengembangkan bahan ajar,masih rendahnya pemahaman guru dalam pengelolaan kelas,masih rendahnya  pemahaman guru tentang model pembelajaran,masih rendahnya kualifikasi pendidikan guru,masih kurangnya pemahaman tentang teori pembelajaran  ICT, kurang memahami benar isi KTSP,kurangnya dana untuk penyelenggaraan pelatihan-pelatihan yang mengacu kearah peningkatan mutu itu sendiri.


3
Berdasarkan kondisi-kondisi nyata di lapangan maka teridentifikasilah masalah-masalah yang dihadapi oleh KKG Gugus Bina 2  Sukaraja Kecamatan Sukaraja diantaranya  kualifikasi pendidikan tenaga pendidik yaitu: S1  60 %;  D II   40  % .
Berdasarkan kondisi ideal dan nyata, maka permasalahan yang timbul dan yang dihadapi di KKG Gugus Bina 2 Sukaraja adalah sebagai berikut :

  1. Kualifikasi Pendidikan guru jenjang S1 belum 100 % 
  2. Masih ada guru yang mangkir dalam Kegiatan KKG Bermutu
  3. Belum memahami dan menerapkan model pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya kualitas kegiatan belajar mengajar.
  4. Masih rendahnya penguasaan ICT sehingga belum bisa menerapkan dan menggunakan ICT sebagai media dalam proses pembelajaran.
  5. Masih ada guru yang belum sadar akan pentingnya KKG bermutu dalam upaya meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik.

  1. Masih kurangnnya kreatifitas dan kemampuan guru dalam menggunakan media dan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan di dalam kelas.
  2. Masih rendahnya minat, kemampuan dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah dalm bentuk PTK sebagai upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.

Untuk meningkatkan kualitas profesi dan kompetensi guru, maka banyak hal yang dapat dilakukan di KKG Gugus Bina 2 Sukaraja, misalnya pelatihan atau workshop, dengan mendatangkan team dari LPMP. Masalah Kekurangan dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut, maka kami mengajukan Proposal kepada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sehubungan dengan adanya DBL BERMUTU.

Program peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan di KKG Gugus Bina 2  Sukaraja adalah sebagai berikut :
1.                  Analisis kurikulum
2.                  Membuat Rencana Persiapan Pembelajaran
3.                  Membuat kisi-kisi soal
4.                  Pelatihan cara penggunaan ICT
5.                  Pelatihan penyusunan PTK

B.     Tujuan
Dari uraian di atas maka dapat diketahui tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan KKG Bermutu ini, antara lain :
1.        Untuk meningkatkan dan memotivasi guru/tenaga pendidik yang belum S1 agar mengikuti pendidikan jenjang S1
2.        Mengubah budaya kerja anggota (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat KKG.
3.        Memfasilitasi suatu model belajar bagi guru dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar.
4.        Meningkatkan kemampuan guru-guru dalam penguasaan ICT sehingga bisa meterapkan dan menggunakan ICT sebagai media dalam proses pembelajaran.
5.        Melalui penguatan peningkatan mutu dan profesional guru secara berkelanjutan yang terwadahi dalam  program KKG Bermutu.

6.        Meningkatnya kreatifitas dan kemampuan guru dalam menggunakan media dan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan di dalam kelas.
7.        Meningkatkan minat, kemampuan dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah dalm bentuk PTK sebagai upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.

C.    Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan KKG antara lain :
1.        Tercapainya    syarat kualifikasi akademik guru dan persiapan  guru dalam menghadapi proses sertifikasi.
2.        Tercapainya budaya kerja anggota (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat KKG.
3.        Tercapainya suatu model belajar bagi guru dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar.
4.        Tercapainya kemampuan guru-guru dalam penguasaan ICT sehingga bisa meterapkan dan menggunakan ICT sebagai media dalam proses pembelajaran.
5.        Tercapainya penguatan peningkatan mutu dan profesional guru secara berkelanjutan yang terwadahi dalam  program KKG Bermutu.
6.        Tercapainya kreatifitas dan kemampuan guru dalam menggunakan media dan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan di dalam kelas.
7.        Tercapainya minat, kemampuan dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah dalm bentuk PTK sebagai upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.


D.  Sasaran      
       1.  Guru – guru yang belum memiliki syarat kualifikasi pendidikan
No
Nama Sekolah
SLTA
D II
S 1
Jumlah
Jml.Sel
L
P
L
P
L
P
L
P
1
SDN 2 Selaawi


2
3
2
7
4
10
14
2
SDN 1 Cibeureum Wetan
-
-
2
1
1
4
3
5
8
3
SDN 2 Cibeureum Wetan
-
-
1
3
4
-
5
3
8
4
SDN Kekenceng


5
2
-
2
5
4
9
5
SDN Babakan Limbagan


2
5
-
3
2
8
11
6
MI Cirumput


2
3
1
2
3
5
8
J u m l a h


14
17
8
18
23
35
58

            Guru anggota KKG Gugus Bina 2 Sukaraja, masih banyak yang belum mencapai S1 oleh karena itu dengan adanya program KKG bermutu tahap 2 diharapkan guru anggota KKG Gugus Bina 2 Sukaraja terpanggil untuk dapat menyelesaikan pendidikan S1, sebagai syarat kualifikasi pendidikan.
2.    Guru-guru yang belum (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat KKG.
3.    Guru-guru yang belum melaksanakan model pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar.
4.    Guru-guru yang belum mampu, menguasai, meterapkan dan menggunakan ICT sebagai media dalam proses pembelajaran.
5.    Guru-guru yang belum menguatkan dan meningkatkan mutu dan profesionalnya secara berkelanjutan yang terwadahi dalam  program KKG Bermutu.
6.    Guru-guru yang belum kreatif dan mampu dalam menggunakan media dan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan di dalam kelas.
7.    Guru-guru yang belum minat, mampu dan trampil dalam menulis karya ilmiah dalm bentuk PTK sebagai upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.

E.       Manfaat
  1. Bagi Siswa
§  Memiliki peluang untuk mengikuti pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan bermutu sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

  1. Bagi Guru
§  Memiliki peluang untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan standar Nasional Pendidikan melalui berbagai kegiatan
§  Menghasilkan PHBS atau RPL untuk pendidikan S 1 / D IV
§  Menghasilkan Angka Kredit CPD (Continous Profesional Development )
§  Menghasilkan Portofolio Sertifikasi Pendidik

  1. Bagi Sekolah
§  Memiliki guru- guru yang profesional dan mampu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan serta meningkatnya efektifitas kegiatan belajar.

  1. Bagi KKG
§  Memiliki peluang untuk memberdayakan guru- guru di sekolah, kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi terkait melalui berbagai kegiatan sehingga dapat mewujudkan guru- guru yang kompeten, profesional, dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

  1. Bagi Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Dinas Pendidikan
§  Memiliki guru- guru yang kompeten, profesional, dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di kabupaten / kota sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

  1. Bagi Pemerintah
a.       Secara Nasional, Pemerintah memiliki guru- guru yang kompeten, profesional dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
b.      Tertingkatnya mutu layanan pendidikan nasional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
c.       Tertingkatnya mutu Pendidikan Nasional.
BAB II
DESKRIPSI PROGRAM SATU TAHUN TERAKHIR

A.    Strategi dan Metode Pelaksanaan Program
     Strategi yang telah ditempuh dalam pelaksananan program bermutu ini meliputi:
1.      Peningkatan wawasan pengetahuan dan keterampilan melalui work shop
2.      Melaksanakan Lesson Study, case study dan kajian kritis
3.      Menyusun  PTK dengan bimbingan dari LPMP

B.     Sistem Dokumentasi Kegiatan
 Setiap kegiatan dibuat dokumentasi untuk bukti fisik dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai arsip dan bahan laporan.Laporan disusun berdasarkan pedoman yang diterbitkan oleh Ditjen PMPTK dan diserahkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
C.    Kualitas Program
Program kegiatan KKG telah disusun secara optimal dengan melalui prosedur  :
1.      Program disusun didasarkan pada hasil analisis kebutuhan guru di lapangan, yaitu terkait dengan peningkatan kompetensi guru –pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
2.      Program disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan.
3.      Program disusun dengan mengakomodasi berbagai kepentingan baik guru kepala sekolah, pengawas, Kepala UPTD, dan pemangku kepentingan lainnya.
4.      Program disusun sesuai potensi sekolah yang ada di KKG Gugus Bina 2  Sukaraja Kecamatan Sukaraja.
5.      Mengembangkan profesional guru yang berkelanjutan.
6.      Menunjang program PPKHB.
D. Frekuensi Kegiatan Pertahun
Kegiatan KKG Gugus Bina 2  Sukaraja di Wilayah Kecamatan Sukaraja pada tahun  2010 dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan. Pertemuan disesuaikan dengan kalender pendidikan satu atau dua kali dalam satu bulan setiap hari Rabu

E. Keterlibatan Peserta Kelompok Kerja
       Keterlibatan peserta kelompok kerja dalam kegiatan KKG Gugus Bina 2  Sukaraja di wilayah Kecamatan Sukaraja sangat signifikan, itu terbukti dengan tingkat kehadiran peserta mencapai 80 % dari jumlah anggota.

F. Gambaran pelaksanaan program kegiatan
Program kegiatan yang dilaksanakan oleh KKG menunjang kepada upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Ini sesuai dengan peran KKG Gugus Bina 2  Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, sebab bila tidak dilaksanakan, tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah sesuai yang diharapkan sulit tercapai. Jadi peran KKG sangat menentukan,disamping itu perlu data yang otentik yang sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

Setelah mengikuti kegiatan KKG BERMUTU ,anggota KKG Gugus Bina 2  Sukaraja Kecamatan Sukaraja. Kabupaten Sukabumi,telah dapat menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran . Namun masih perlu ditingkatkan lagi melalui kegiatan KKG BERMUTU tahap 2 ( dua ).
   
 
BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
 Proposal yang menjadi prioritas garapan kami adalah program peningkatan BERMUTU bagi guru kelas meliputi pengembangan model pembelajaran, KTSP Dokumen 2  ( RPP dan Silabus ), Evaluasi Pembelajaran, ICT, Kajian Kritis dan PTK.
Program ini kami susun sebagai salah satu bentuk upaya pengurus KKG dalam turut serta meningkatkan kualitas pendidik untuk mewujudkan program yang sesuai dengan visi, dan misi yang telah disepakati demi tercapainya tujuan pendidikan nasional secara umum.
B.     Saran
Besar harapan kami agar pihak Dirjen PMPTK melalui LPMP Provinsi Jawa Barat mempertimbangkan proposal yang kami ajukan ini untuk dikabulkan.
Apabila proposal ini telah lolos seleksi dan layak, dimohon dengan hormat untuk direalisasikan dengan segera melalui LPMP Provinsi Jawa Barat ke gugus kami sehingga kami dapat dengan segera melaksanakan berbagai program sesuai dengan proposal yang telah diusulkan.
 readmore

Program Kerja KKG


PROGRAM KERJA
KELOMPOK KERJA GURU (KKG) “SMART”
KECAMATAN TILAMUTA
A. Pendahuluan
Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya yaitu guru. Hal ini disebabkan guru / pendidik merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut secara profesional. Namun pada kenyataannya dari segi kualifikasi pendidikan, masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum S1, sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005, yaitu sebanyak 1.174.088 orang yang harus ditingkatkan. Dalam menempuh persyaratan S 1/D IV dianjurkan tidak meninggalkan tugasnya (mengajar).
Demikian pula dengan adanya perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum (KTSP) yang berlaku sekarang.
Perubahan pola pikir dan pola tindak bagi guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses (Permendiknas nomor 41 tahun 2007)
Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1).
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru perlu adanya wadah yang mampu menampung berbagai masalah pembelajaran yang dialami guru serta cara- cara pemecahannya. Pada Surat Keputusaan Dirjen Dikdasmen Nomor : 079/C/Kep. I / 93, tanggal 7 April 1993 yang memutuskan tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Guru melalui Pembentukan Gugus Sekolah di Sekolah Dasar, maka sebagai wujud nyata dalam upaya pemberdayaan dan meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat yang berkembang secara dinamis
Keberadaan KKG sebagai wadah atau forum profesional guru di gugus sekolah, kecamatan maupun di tingkat kabupaten/kota memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga guru lebih profesional. Melalui KKG Bermutu diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas dapat terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih efektif, bermutu, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan menuntut para guru untuk memiliki profesionalisme. Empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru antara lain kompetensi pedagogik, personal, profesional, dan sosial. Kompetensi seorang guru tidak hanya mampu mengajar di dalam kelas, tetapi lebih dari pada itu mampu berinovasi dalam pembelajaran, sehingga guru tidak bersifat statis tetapi dinamis dalam menyikapi perkembangan dunia pendidikan.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah antara lain dalam rangka peningkatan mutu dan profesionalisme guru yang muaranya adalah peningkatan mutu pembelajaran di kelas, upaya tersebut antara lain ikut serta dalam pendidikan dan pelatihan. Namun pada kenyataannya implementasi di lapangan belum sepenuhnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, indikasinya antara lain masih banyaknya guru yang belum mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya, bahkan lebih parah lagi masih ada guru yang tidak faham tentang bagaimana cara pengaplikasian ilmu yang diperolehnya dari pendidikan dan latihan yang diikutinya.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, maka KKG Smart Gugus Boalemo II sebagai wadah para guru untuk meningkatkan profesionalismenya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di gugu II pada khususnya dan Kecamatan Tilamutsa serta Kabupaten Boalemo pada umumnya, berupaya untuk mencanangkan berbagai program kegiatan KKG. Program kegiatan tersebut diimplementasikan untuk menjawab tantangan berbagai permasalahan pembelajaran yang dialami oleh para guru serta dalam rangka meningkatkan kompetensi para guru yang muaranya adalah peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan kualitas siswa pada khususnya.
B. Visi KKG
Terwujudnya kompetensi guru yang bermutu, memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
C. Misi KKG
1. Meningkatkan kompetensi profesional guru yang memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
2. Meningkatkan kompetensi kemasyarakatan guru yang mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.
3. Meningkatkan kompetensi personal guru yang memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani.
D. Tujuan KKG
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai kompetensi khususnya kompetensi Profesi, Akademik, Sosial dan Personal melalui kegiatan pengembangan profesionalisme guru di tingkat KKG.
2. Memberi kesempatan seluas luasnya kepada anggota untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik.
3. Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja dalam melaksanakan tugas tugas pembelajaran di sekolah.
4. Membantu guru memecahkan/mendiskusikan permasalahan yang diperoleh guru dilapangan pada saat melaksanakan tugas sehari-hari.
5. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik.
6. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa.
E. Program KKG Smart Jangka Panjang (4 Tahun)
1. Program Rutin
 
• Diskusi permasalahan pembelajaran.
• Penyusunan pemetaan tema standar kompetensi dan kompetensi dasar
• Penyusunan silabus
• Penyusunan program tahunan
• Penyusunan program semester
• Penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
• Pembuatan alat peraga
• Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
• Penyusunan rubrik penilaian
• Membahas berbagai metode pembelajaran
• Penyusunan instrument evaluasi pembelajaran.
• Pelatihan penggunaan media pembelajaran SEQIP dan MEQIP
• Pendampingan pelaksanaan pembelajaran di kelas
• Penyusunan kisi-kisi soal semester
• Penyusunan soal-soal try out UASBN
• Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi ujian nasional.
• Mengadakan studi banding ke sekolah-sekolah yang berprestasi
2. Program Pengembangan
 
• Pelatihan penetapan perhitungan angka kredit
• Pelatihan penyusunan portofolio sertifikasi guru
• Pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas
• Pelatihan Penulisan karya tulis ilmiah
• Seminar (Paparan hasil penelitian), dan diskusi panel.
• Penerbitan jurnal KKG
• Penyusunan website KKG
• Peer coaching (Pelatihan bersama guru menggunakan media ICT)
• Lesson study (Kerja sama antar guru untuk memecahkan masalah pembelajaran)

F. Program KKG Smart Jangka Pendek (1 Tahun)
1. Program Rutin
 
• Diskusi permasalahan pembelajaran.
• Penyusunan pemetaan tema standar kompetensi dan kompetensi dasar
• Penyusunan silabus
• Penyusunan program tahunan
• Penyusunan program semester
• Penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
• Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
• Penyusunan rubrik penilaian
• Membahas berbagai metode pembelajaran
• Penyusunan instrument evaluasi pembelajaran.
• Pelatihan penggunaan media pembelajaran SEQIP dan MEQIP
• Pendampingan pelaksanaan pembelajaran di kelas
• Penyusunan kisi-kisi soal semester
• Penyusunan soal-soal try out UASBN
• Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi ujian nasional.
2. Program Pengembangan
 
• Pelatihan penetapan perhitungan angka kredit
• Pelatihan penyusunan portofolio sertifikasi guru
• Penerbitan jurnal KKG
• Penyusunan website KKG
• Peer coaching (Pelatihan bersama guru menggunakan media ICT)


No.Uraian KegiatanWaktu PelaksanaanTempat PelaksanaanPemandu / Narasumber
BulanMinggu
1Penyusunan pemetaan tema standar kompetensi dan kompetensi dasarJuli 2010
SDN 08 Tilamuta-          Lusiana Saidi, S.Pd-          Sri Yanti Dai
2Penyusunan silabusJuli 2010
MI Nurul Hayat-          Perwakilan guru dari tiap sekolah
3Penyusunan program tahunan dan program semesterAgustus 2010
SDN 15 Tilamuta-          Astin K. Lagune, S.Pd -          Sarpia Uwete
4Penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)September 2010
SDN 14 Tilamuta-          Raharjo Ismail
5Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan rubrik penilaianOktober 2010
SDN 03 Tilamuta-          Nur’ainun Anwar, S.Pd -          Ningsi Manto, S.Pd
6.Review hasil penyusunan perangkat pembelajaranOktober 2010
SDN 12 Tilamuta-          Raharjo Ismail-          Sri Yanti Dai
6Penyusunan instrument evaluasi pembelajaran.Oktober 2010
SDN 08 Tilamuta-          Perwakilan guru dari tiap sekolah
7Membahas berbagai metode pembelajaranNopember 2010
MI Nurul Hayat-          Lusiana Saidi, S.Pd-          Sri Yanti Dai
8Penyusunan kisi-kisi soal semester ganjilNopember 2010
SDN 15 Tilamuta-          Perwakilan guru kelas dan guru mata pelajaran.

Diskusi permasalahan pembelajaran.Desember 2010
SDN 03 Tilamuta-          Pemandu mata pelajaran dari tiap-tiap sekolah
9Pelatihan penggunaan media pembelajaran SEQIP dan MEQIPDesember 2010
SDN 12 Tilamuta-          Pemandu mata pelajaran dari tiap-tiap sekolah
10Pelatihan penggunaan media pembelajaran SEQIP dan MEQIPJanuari 2011
SDN 08 Tilamuta-          Pemandu mata pelajaran dari tiap-tiap sekolah
10Pendampingan pelaksanaan pembelajaran di kelasJanuari 2011
Sesuai Kesepakatan-          Koordinator dari tiap sekolah
11Penyusunan soal-soal try out UASBNFebruari 2011
MI Nurul Hayat-          Perwakilan guru mata pelajaran
12Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi ujian nasional.Februari 2011
SDN 15 Tilamuta-          Perwakilan guru dari tiap sekolah
13Pelatihan penetapan perhitungan angka kreditMaret 2011
SDN 14 Tilamuta-          Alma Nihe, S.Sos, S.Pd, M.Mpd -          Raharjo Ismail
14Pelatihan penyusunan portofolio sertifikasi guruMaret 2011
SDN 03 TilamutaAlma Nihe, S.Sos, S.Pd, M.Mpd
15Penerbitan jurnal KKGApril 2011
SDN 12 TilamutaPerwakilan Guru dari tiap sekolah
16Penyusunan website KKGApril 2011
SDN 15 TilamutaRaharjo Ismail
17Penyusunan kisi-kisi soal semester genapMei 2011
MI Nurul Hayat-          Perwakilan guru kelas dan guru mata pelajaran.
18Peer coaching (Pelatihan bersama guru menggunakan media ICT)Mei 2011
SDN 08 Tilamuta-          Raharjo Ismail-          Seluruh operator komputer yang ada di Gugus II
19Diskusi permasalahan pembelajaranJuni 2011
SDN 14 Tilamuta-          Pemandu mata pelajaran dari tiap-tiap sekolah
 readmore